Judul
Novel : The 100-Year-Old Man Who
Climbed Out Of The Window And Disappeared
Penulis : Jonas
Jonasson
Penerbit : Piratförlaget, Sweden, 2013
Penerjemah
: Marcalais Francisca
Tebal : 508 halaman
Harga
: Rp. 59.000,00
Diterbitkan
di Indonesia oleh PT Bentang Pustaka
Melakukan sebuah lompatan bukanlah sebuah tindak pidana, kecuali jika kita
melompati pagar rumah seseorang setelah menguras habis isi peti hartanya dan
meminjam setumpuk emas dan uang tanpa izin pemiliknya.
Sebuah lompatan dapat berarti pula jalan untuk menemui hari baru yang
selama ini terhalang beton. Seperti lompatan milik seorang tua berusia seabad,
Allan Karlson. Tepat di hari jadinya yang ke-100 ia memilih melompat dari
jendela kamarnya di Rumah Lansa yang berada di kota tenang bernama Malmkӧping.
Seluruh orang hadir, wartawan, pekerja
panti, Direktur Alice bahkan Sang Walikota sudah siap merayakan pesta
ulangtahun yang langka terjadi, dengan tiga digit angka. Hanya Empunya hari
saja yang tidak berkenan hadir dengan memilih melompat dan melewati hari –
harinya kembali dengan penuh petualangan menarik.
Siapa sangka pengambilan tanpa izin koper abu-abu milik seorang anggota
Never Again - yang sama sekali tidak
direncanakannya membawanya bertemu kawan
baru dari beragam usia serta spesies. Mereka
melakukan perjalanan menegangkan dengan bumbu tawa di sana – sini.
Allan yang seorang ahli bom mengalami banyak petualangan menegangkan selama
100 tahun hidupnya. Jonas Jonasson sang penulis menceritakan perjalanan hidup
Allan dalam sebuah novel biografi dengan unsur humor yang sama sekali tak bisa
lepas dari setiap kisahnya.
Allan ialah seorang anti-politik yang berkawan dengan banyak kepala negara.
Beberapa kali ia dijamu oleh petinggi – petinggi dunia dari negara - negara komunis,
sosialis, liberalis dan berbagai ideologi lainnya yang sama sekali tidak
menarik minat Allan. Allan pernah menikmati tequila bersama Harry Truman, yang
saat itu masih menjadi wakil presiden dan
kemudian meninggalkan Allan di tengah tequila mereka karena kematian Presiden
Roosevelt.
Selama hidupnya tak hanya jamuan bersama petinggi negara saja yang Allan
lalui, ia meledakan rumah, menjadi objek penelitian, dipenjara, diduga mati, menyamar menjadi
seorang marsekal, menyelamatkan istri Mao Tse-tung. Yang terakhir membuatnya
dan salah satu rekan barunya bernama Herbert Einstein, yang masih adik dari
Albert Einstein, mendapat liburan gratis di sebuah pulau eksotis bernama Bali.
Tanpa harus memusingkan urusan paspor dan dokumen lainnya. Ia mendapat setumpuk
uang dari Mao yang sebenarnya dikirim Presiden Truman untuk Kuomintang dan
karena terburu – buru, Kuomintang meninggalkan uang tersebut dalam pelarian ke
Taiwan.
Banyak hal yang Allan lakukan selama hidupnya. Dan Jonas Jonasson
menceritakan pengalaman Allan dengan apik serta menarik. Ia membawa kita untuk
menikmati setiap hari dalam hidup yang memiliki beragam petualangan yang siap
untuk dijemput. Seperti Jonas Jonasson katakan dalam bukunya Segala sesuatu
berjalan seperti apa adanya, dan apa pun yang akan terjadi, pasti terjadi.
Maka jika Tuhan membisiki kita bahwa umur kita hingga 100 tahun,
petualangan apa yang akan kita lakukan. Sebagai pedoman, silakan cermati kisah
Allan Karslon, seorang pria berusia 100 tahun yang melompat dari jendela
kamarnya di Rumah Lansia, di buku ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar