Sabtu, 19 Juli 2014

Menjadi 100 Tahun Bersama Kakek yang Ahli Peledak

Judul Novel     : The 100-Year-Old Man Who Climbed Out Of The Window And Disappeared
Penulis             :  Jonas Jonasson
Penerbit           :  Piratförlaget, Sweden, 2013
Penerjemah      : Marcalais Francisca
Tebal               : 508 halaman
Harga             : Rp. 59.000,00
Diterbitkan di Indonesia oleh PT Bentang Pustaka
Melakukan sebuah lompatan bukanlah sebuah tindak pidana, kecuali jika kita melompati pagar rumah seseorang setelah menguras habis isi peti hartanya dan meminjam setumpuk emas dan uang tanpa izin pemiliknya.
Sebuah lompatan dapat berarti pula jalan untuk menemui hari baru yang selama ini terhalang beton. Seperti lompatan milik seorang tua berusia seabad, Allan Karlson. Tepat di hari jadinya yang ke-100 ia memilih melompat dari jendela kamarnya di Rumah Lansa yang berada di kota tenang bernama Malmkӧping. Seluruh  orang hadir, wartawan, pekerja panti, Direktur Alice bahkan Sang Walikota sudah siap merayakan pesta ulangtahun yang langka terjadi, dengan tiga digit angka. Hanya Empunya hari saja yang tidak berkenan hadir dengan memilih melompat dan melewati hari – harinya kembali dengan penuh petualangan menarik.
Siapa sangka pengambilan tanpa izin koper abu-abu milik seorang anggota Never Again  - yang sama sekali tidak direncanakannya membawanya  bertemu kawan baru dari beragam usia serta spesies. Mereka  melakukan perjalanan menegangkan dengan bumbu tawa di sana – sini.
Allan yang seorang ahli bom mengalami banyak petualangan menegangkan selama 100 tahun hidupnya. Jonas Jonasson sang penulis menceritakan perjalanan hidup Allan dalam sebuah novel biografi dengan unsur humor yang sama sekali tak bisa lepas dari setiap kisahnya.
Allan ialah seorang anti-politik yang berkawan dengan banyak kepala negara. Beberapa kali ia dijamu oleh petinggi – petinggi dunia dari negara - negara komunis, sosialis, liberalis dan berbagai ideologi lainnya yang sama sekali tidak menarik minat Allan. Allan pernah menikmati tequila bersama Harry Truman, yang saat itu masih menjadi wakil presiden  dan kemudian meninggalkan Allan di tengah tequila mereka karena kematian Presiden Roosevelt.
Selama hidupnya tak hanya jamuan bersama petinggi negara saja yang Allan lalui, ia meledakan rumah, menjadi objek penelitian,  dipenjara, diduga mati, menyamar menjadi seorang marsekal, menyelamatkan istri Mao Tse-tung. Yang terakhir membuatnya dan salah satu rekan barunya bernama Herbert Einstein, yang masih adik dari Albert Einstein, mendapat liburan gratis di sebuah pulau eksotis bernama Bali. Tanpa harus memusingkan urusan paspor dan dokumen lainnya. Ia mendapat setumpuk uang dari Mao yang sebenarnya dikirim Presiden Truman untuk Kuomintang dan karena terburu – buru, Kuomintang meninggalkan uang tersebut dalam pelarian ke Taiwan.  
Banyak hal yang Allan lakukan selama hidupnya. Dan Jonas Jonasson menceritakan pengalaman Allan dengan apik serta menarik. Ia membawa kita untuk menikmati setiap hari dalam hidup yang memiliki beragam petualangan yang siap untuk dijemput. Seperti Jonas Jonasson katakan dalam bukunya Segala sesuatu berjalan seperti apa adanya, dan apa pun yang akan terjadi, pasti terjadi.
Maka jika Tuhan membisiki kita bahwa umur kita hingga 100 tahun, petualangan apa yang akan kita lakukan. Sebagai pedoman, silakan cermati kisah Allan Karslon, seorang pria berusia 100 tahun yang melompat dari jendela kamarnya di Rumah Lansia, di buku ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar